Sesungguhnya Pertolongan Allah Itu Dekat
Jumat, Juli 31, 2009 Edit This 0 Comments »
oleh : Johan Muhamad
Bismillahirrohmanir rohim…
Seringkali kita tak menyadari, betapapun beratnya ujian hidup ini pasti selalu ada jalan keluarnya. Saat segala sesuatunya terasa tak mungkin, yakinlah bahwa ada Zat yang sanggup mengubah segala yang tampaknya mustahil itu menjadi kenyataan. Kala kesulitan hidup datang mendera, yakinlah bahwa Allah telah menyediakan jalan keluarnya jika kita benar-benar mau berusaha dan bertawakkal penuh kepada-Nya.
Kisah 1
Siang itu sungguh terik, tapi teriknya matahari tak menyurutkan semangat kaum kafir untuk menghentikan tegaknya dakwah. Mereka dengan teliti menyusuri setiap jejak, mempehatikan semua tanda, dan memeriksa segala kemungkinan demi mencari keberadaan Rasulullah SAW. Mereka yakin, Rasulullah SAW dan Abu Bakar yang belum lama meninggalkan Mekkah pasti tidak berada jauh dari situ. Tak akan mereka biarkan Rasulullah SAW pergi dan menemukan jalan untuk menyiarkan Islam kepada kaum yang lain.
Sampailah mereka ke mulut sebuah goa yang sangat mereka yakini bahwa Rasulullah SAW dan Abu Bakar berada di dalamnya. Pencarian dikonsentrasikan ke arah sana. Semua mata tertuju pada goa tersebut dan masing-masing orang bersiaga untuk segera menangkap orang yang mereka cari. Hidup atau mati, mereka harus menemukannya.
Goa itu kecil. Bukan perkara yang sulit menemukan dua orang yang bersembunyi di dalamnya. Jika bukan karena Allah yang menjaga para penghuninya, mungkin menemukan kalajengking atau serangga kecil lainnya juga dapat dilakukan dengan mudah. Tapi, pada saat itu di dalamnya terdapat makhluk Allah yang sangat Allah sayangi. Dua orang hamba terbaik yang hidup di kolong langit. Tak henti-hentinya mereka berzikir, berdo’ a, dan saling menguatkan. “Laa tahzan, innaLlaha ma’ana”, jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.
Mereka telah berusaha sedapat mungkin menyembunyikan kaki mereka agar tak terlihat dari luar goa. Sebelum itu, mereka bahkan telah mengatur strategi agar jejak kaki mereka bahkan tak dapat terendus oleh orang-orang. Tapi kini para pengejar telah berada dekat sekali dengan mulut goa. Tak ada lagi yang dapat diharapkan kecuali pertolongan Allah. Mereka telah menyempurnakan ikhtiar, dan kini saatnya bertawakkal pasrah kepada-Nya.
Saat para pengejar itu telah dekat ke mulut goa, tiba-tiba saja suara mereka semakin menjauh. Pertanda bahwa mereka beranjak pergi. Tak ada seorangpun yang masuk ke dalam goa. Para pengejar lebih yakin pada pengalaman dan ilmu mereka membaca alam. Entah dari mana, sarang laba-laba besar telah terangkai di mulut goa. Dan seekor burung berdiam di sekitar mulut goa tanpa beranjak pergi atau merusak sarang laba-laba. Dua tanda binatang itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa tak ada seorangpun di dalam goa. Selamatlah Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Pertolongan Allah datang tepat di akhir kondisi kritis.
Kisah 2
Gerombolan orang itu tampak berusaha berjalan secepat mungkin. Tapi apa daya, persiapan seadanya dan kondisi fisik yang lelah tak memungkinkan mereka untuk bergerak cepat. Belum lagi orang tua, para wanita, dan anak-anak membuat perjalanan tak dapat lagi dipercepat. Sementara di belakang mereka terdengar gemuruh pasukan berkuda, benhur, dan pasukan berlarian mengejar gerombolan orang-orang tak berdaya itu. Suara mereka semakin keras terdengar. Tak sampai hitungan jam, mereka pasti akan dapat terkejar.
Di hadapan gerombolan itu hanya ada lautan luas membentang. Tak ada lagi jalan lain. Nabi musa AS yang dari tadi memimpin gerombolan orang dengan susah payah mulai mendapat pertanyaan dan cacian. “Wahai Musa, sesungguhya engkau hanya membawa kami kepada jurang kematian”, begitu kata sebagian mereka. Saat itu tak ada lagi jalan untuk lari atau menghadapi serangan pasukan Fir’aun yang mengejar dari belakang. Mustahil.
Dan saat kondisi kacau balau dan kegalauan terjadi pada setiap orang, Nabi Musa terus berzikir. Ia berdoa pada Allah agar diberikan jalan keluar. Pasrah ia kepada-Nya. Seluruh ikhtiar telah disempurnakan. Tak ada lagi yang dapat menolong selain Allah. Saat kondisi kritis telah terjadi dan kepasrahan hanya diserahkan kepada Allah, maka Allah benar-benar membukakan jalan keluar bagi Bani Israil. Terjadilah apa yang mustahil terjadi selama ini. Terbelahlah lautan sehingga tampaklah jalan yang sebelumnya tak dapat terlihat. Berjalanlah mereka menyeberangi lautan yang luas itu dan selamatlah Bani Israil dari kejaran Fir’aun dan pasukannya.
Kisah 3
Anak kecil itu telah terbaring pasrah. Ikhlas ia mejalani ini semua karena Allah. Dan sang Ayah pun telah siap untuk melaksanakan tugasnya. Digenggamnya erat-erat sebilah pisau untuk menyembelih anaknya sendiri. Anak laki-laki kesayangannya yang telah dinantikan kelahirannya selama bertahun-tahun.
Ditampiknya semua godaan syaithan. Ia percaya penuh kepada Allah. Ia yakin bahwa Allah pasti selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Ia ingin menjalankan perintah Allah seberat apapun perintah tersebut. Bismillah... Ia membulatkan tekad. Lisannya tak henti-hentinya berzikir. Diayunkanlah lengannya untuk mulai menyembelih. Dan saat ujung pisau nyaris menyentuh leher sang anak, keajaiban terjadi. Sang anak berubah menjadi seekor ghibas.
Ibrahim AS menjalankan perintah Allah yang sangat berat. Ia berjuang melawan dirinya sendiri, melawan bujuk rayu syaithan, demi mematuhi perintah Allah. Dan saat semua ikhtiar telah disempurnakan, maka kepasrahan total hanya diserahkan kepada Allah. Lalu Allah mendatangkan pertolongannya, tepat di saat detik-detik terakhir.
Kisah 4
Gelap, pekat, dan mual ia rasakan. Tidak jelas apa yang terjadi saat itu. Mungkin segala jenis sakit fisik dan tekanan batin terjadi bersamaan di satu waktu. Tapi ia terus berzikir, bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan yang ia perbuat. “Asyhadu alla ilaaha illa anta, subhanaka, inni kuntu minaz zholimin”, aku bersaksi bahwasannya tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menjadi bagian dari orang-orang berlaku zholim atas dirinya sendiri. Pasrah ia kepada Allah. Tak ada lagi yang dapat ia lakukan sebagai manusia. Perut ikan paus itu terlalu besar dan ia terlalu lemah untuk berada di dalamnya. Namun kekuatan zikir itu begitu dahsyat. Kalimat taubat yang diucapkan dengan penuh penyesalan itu sungguh mampu mengeluarkan manusia dari permasalahan apapun.
Dan terjadilah apa yang mustahil menurut ukuran manusia. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Nabi Yunus AS keluar dari dalam perut ikan paus. Entah bagaimana caranya, ia tiba-tiba dapat keluar dari dalam sana. Dan bukan hanya itu, ia dapat selamat dari kejamnya gelombang lautan yang sangat hebat pada saat itu hingga akhirnya terdampar di daratan. Ia selamat dari keadaan yang sungguh menakutkan, tepat di saat terakhir dari semua kesulitan yang dihadapinya. Saat tak ada seorangpun yag mampu menyelamatkannya sama sekali kecuali Allah.
Hikmah
Rasanya bukan hal yang sulit untuk mengambil hikmah atau ibroh dari kisah-kisah para Nabi tersebut. Satu hal yang seharusnya dapat kita petik ialah keniscayaan bahwa Allah pasti menolong hamba-hambanya yang beriman. Tentu saja semua itu tidak dengan cuma-cuma. Pertolongan Allah itu selalu datang saat semua ikhtiar kita sebagai manusia telah dimaksimalkan. Saat tak ada lagi ikhtiar yang sanggup kita lakukan. Saat tak ada lagi seorangpun yang mampu menolong kita. Saat kepasrahan itu kita serahkan sepenuhya hanya kepada Allah. Saat kita telah menampik semua godaan syaithan. Saat kita telah bertaubat dan menyesali semua kesalahan kita dengan penuh penyesalan. Saat kalimat zikir tak henti-hentinya terucap dari lisan kita. Maka saat itulah pertolongan Allah akan datang.
“ ... alaa inna nashruLlahi qoriib”, ketahuilah.. sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Terkadang mungkin kita tak menyadari betapa dekatnya pertolongan Allah. Alih-alih kita mendekat kepada Allah, kita mungkin justru lebih sering menjauh dari-Nya saat permasalahan menimpa kita. Akibatnya, pertolongan Allah tak kunjung dekat kepada kita. Padahal, kisah para Rasul telah mengajarkan kepada kita bahwa pertolongan Allah itu justru datang saat di mana seseorang berada pada titik terdekatnya dengan Allah. Maka bersabarlah wahai saudaraku, tetaplah bersyukur atas apa yang Allah telah berikan. Berusahalah dengan kemampuan terbaik untuk menjadi hamba-Nya yang sholeh. Banyak-banyaklah berzikir di manapun kau berada. Jangan pernah berputus asa dari pertolongan Allah. Sungguh saudaraku, pertolongan Allah itu pasti datang, insya Allah.
Wallahu a’lam bis showab...
Bismillahirrohmanir rohim…
Seringkali kita tak menyadari, betapapun beratnya ujian hidup ini pasti selalu ada jalan keluarnya. Saat segala sesuatunya terasa tak mungkin, yakinlah bahwa ada Zat yang sanggup mengubah segala yang tampaknya mustahil itu menjadi kenyataan. Kala kesulitan hidup datang mendera, yakinlah bahwa Allah telah menyediakan jalan keluarnya jika kita benar-benar mau berusaha dan bertawakkal penuh kepada-Nya.
Kisah 1
Siang itu sungguh terik, tapi teriknya matahari tak menyurutkan semangat kaum kafir untuk menghentikan tegaknya dakwah. Mereka dengan teliti menyusuri setiap jejak, mempehatikan semua tanda, dan memeriksa segala kemungkinan demi mencari keberadaan Rasulullah SAW. Mereka yakin, Rasulullah SAW dan Abu Bakar yang belum lama meninggalkan Mekkah pasti tidak berada jauh dari situ. Tak akan mereka biarkan Rasulullah SAW pergi dan menemukan jalan untuk menyiarkan Islam kepada kaum yang lain.
Sampailah mereka ke mulut sebuah goa yang sangat mereka yakini bahwa Rasulullah SAW dan Abu Bakar berada di dalamnya. Pencarian dikonsentrasikan ke arah sana. Semua mata tertuju pada goa tersebut dan masing-masing orang bersiaga untuk segera menangkap orang yang mereka cari. Hidup atau mati, mereka harus menemukannya.
Goa itu kecil. Bukan perkara yang sulit menemukan dua orang yang bersembunyi di dalamnya. Jika bukan karena Allah yang menjaga para penghuninya, mungkin menemukan kalajengking atau serangga kecil lainnya juga dapat dilakukan dengan mudah. Tapi, pada saat itu di dalamnya terdapat makhluk Allah yang sangat Allah sayangi. Dua orang hamba terbaik yang hidup di kolong langit. Tak henti-hentinya mereka berzikir, berdo’ a, dan saling menguatkan. “Laa tahzan, innaLlaha ma’ana”, jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.
Mereka telah berusaha sedapat mungkin menyembunyikan kaki mereka agar tak terlihat dari luar goa. Sebelum itu, mereka bahkan telah mengatur strategi agar jejak kaki mereka bahkan tak dapat terendus oleh orang-orang. Tapi kini para pengejar telah berada dekat sekali dengan mulut goa. Tak ada lagi yang dapat diharapkan kecuali pertolongan Allah. Mereka telah menyempurnakan ikhtiar, dan kini saatnya bertawakkal pasrah kepada-Nya.
Saat para pengejar itu telah dekat ke mulut goa, tiba-tiba saja suara mereka semakin menjauh. Pertanda bahwa mereka beranjak pergi. Tak ada seorangpun yang masuk ke dalam goa. Para pengejar lebih yakin pada pengalaman dan ilmu mereka membaca alam. Entah dari mana, sarang laba-laba besar telah terangkai di mulut goa. Dan seekor burung berdiam di sekitar mulut goa tanpa beranjak pergi atau merusak sarang laba-laba. Dua tanda binatang itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa tak ada seorangpun di dalam goa. Selamatlah Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Pertolongan Allah datang tepat di akhir kondisi kritis.
Kisah 2
Gerombolan orang itu tampak berusaha berjalan secepat mungkin. Tapi apa daya, persiapan seadanya dan kondisi fisik yang lelah tak memungkinkan mereka untuk bergerak cepat. Belum lagi orang tua, para wanita, dan anak-anak membuat perjalanan tak dapat lagi dipercepat. Sementara di belakang mereka terdengar gemuruh pasukan berkuda, benhur, dan pasukan berlarian mengejar gerombolan orang-orang tak berdaya itu. Suara mereka semakin keras terdengar. Tak sampai hitungan jam, mereka pasti akan dapat terkejar.
Di hadapan gerombolan itu hanya ada lautan luas membentang. Tak ada lagi jalan lain. Nabi musa AS yang dari tadi memimpin gerombolan orang dengan susah payah mulai mendapat pertanyaan dan cacian. “Wahai Musa, sesungguhya engkau hanya membawa kami kepada jurang kematian”, begitu kata sebagian mereka. Saat itu tak ada lagi jalan untuk lari atau menghadapi serangan pasukan Fir’aun yang mengejar dari belakang. Mustahil.
Dan saat kondisi kacau balau dan kegalauan terjadi pada setiap orang, Nabi Musa terus berzikir. Ia berdoa pada Allah agar diberikan jalan keluar. Pasrah ia kepada-Nya. Seluruh ikhtiar telah disempurnakan. Tak ada lagi yang dapat menolong selain Allah. Saat kondisi kritis telah terjadi dan kepasrahan hanya diserahkan kepada Allah, maka Allah benar-benar membukakan jalan keluar bagi Bani Israil. Terjadilah apa yang mustahil terjadi selama ini. Terbelahlah lautan sehingga tampaklah jalan yang sebelumnya tak dapat terlihat. Berjalanlah mereka menyeberangi lautan yang luas itu dan selamatlah Bani Israil dari kejaran Fir’aun dan pasukannya.
Kisah 3
Anak kecil itu telah terbaring pasrah. Ikhlas ia mejalani ini semua karena Allah. Dan sang Ayah pun telah siap untuk melaksanakan tugasnya. Digenggamnya erat-erat sebilah pisau untuk menyembelih anaknya sendiri. Anak laki-laki kesayangannya yang telah dinantikan kelahirannya selama bertahun-tahun.
Ditampiknya semua godaan syaithan. Ia percaya penuh kepada Allah. Ia yakin bahwa Allah pasti selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Ia ingin menjalankan perintah Allah seberat apapun perintah tersebut. Bismillah... Ia membulatkan tekad. Lisannya tak henti-hentinya berzikir. Diayunkanlah lengannya untuk mulai menyembelih. Dan saat ujung pisau nyaris menyentuh leher sang anak, keajaiban terjadi. Sang anak berubah menjadi seekor ghibas.
Ibrahim AS menjalankan perintah Allah yang sangat berat. Ia berjuang melawan dirinya sendiri, melawan bujuk rayu syaithan, demi mematuhi perintah Allah. Dan saat semua ikhtiar telah disempurnakan, maka kepasrahan total hanya diserahkan kepada Allah. Lalu Allah mendatangkan pertolongannya, tepat di saat detik-detik terakhir.
Kisah 4
Gelap, pekat, dan mual ia rasakan. Tidak jelas apa yang terjadi saat itu. Mungkin segala jenis sakit fisik dan tekanan batin terjadi bersamaan di satu waktu. Tapi ia terus berzikir, bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan yang ia perbuat. “Asyhadu alla ilaaha illa anta, subhanaka, inni kuntu minaz zholimin”, aku bersaksi bahwasannya tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menjadi bagian dari orang-orang berlaku zholim atas dirinya sendiri. Pasrah ia kepada Allah. Tak ada lagi yang dapat ia lakukan sebagai manusia. Perut ikan paus itu terlalu besar dan ia terlalu lemah untuk berada di dalamnya. Namun kekuatan zikir itu begitu dahsyat. Kalimat taubat yang diucapkan dengan penuh penyesalan itu sungguh mampu mengeluarkan manusia dari permasalahan apapun.
Dan terjadilah apa yang mustahil menurut ukuran manusia. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Nabi Yunus AS keluar dari dalam perut ikan paus. Entah bagaimana caranya, ia tiba-tiba dapat keluar dari dalam sana. Dan bukan hanya itu, ia dapat selamat dari kejamnya gelombang lautan yang sangat hebat pada saat itu hingga akhirnya terdampar di daratan. Ia selamat dari keadaan yang sungguh menakutkan, tepat di saat terakhir dari semua kesulitan yang dihadapinya. Saat tak ada seorangpun yag mampu menyelamatkannya sama sekali kecuali Allah.
Hikmah
Rasanya bukan hal yang sulit untuk mengambil hikmah atau ibroh dari kisah-kisah para Nabi tersebut. Satu hal yang seharusnya dapat kita petik ialah keniscayaan bahwa Allah pasti menolong hamba-hambanya yang beriman. Tentu saja semua itu tidak dengan cuma-cuma. Pertolongan Allah itu selalu datang saat semua ikhtiar kita sebagai manusia telah dimaksimalkan. Saat tak ada lagi ikhtiar yang sanggup kita lakukan. Saat tak ada lagi seorangpun yang mampu menolong kita. Saat kepasrahan itu kita serahkan sepenuhya hanya kepada Allah. Saat kita telah menampik semua godaan syaithan. Saat kita telah bertaubat dan menyesali semua kesalahan kita dengan penuh penyesalan. Saat kalimat zikir tak henti-hentinya terucap dari lisan kita. Maka saat itulah pertolongan Allah akan datang.
“ ... alaa inna nashruLlahi qoriib”, ketahuilah.. sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Terkadang mungkin kita tak menyadari betapa dekatnya pertolongan Allah. Alih-alih kita mendekat kepada Allah, kita mungkin justru lebih sering menjauh dari-Nya saat permasalahan menimpa kita. Akibatnya, pertolongan Allah tak kunjung dekat kepada kita. Padahal, kisah para Rasul telah mengajarkan kepada kita bahwa pertolongan Allah itu justru datang saat di mana seseorang berada pada titik terdekatnya dengan Allah. Maka bersabarlah wahai saudaraku, tetaplah bersyukur atas apa yang Allah telah berikan. Berusahalah dengan kemampuan terbaik untuk menjadi hamba-Nya yang sholeh. Banyak-banyaklah berzikir di manapun kau berada. Jangan pernah berputus asa dari pertolongan Allah. Sungguh saudaraku, pertolongan Allah itu pasti datang, insya Allah.
Wallahu a’lam bis showab...
0 komentar:
Posting Komentar