Temuan Ilmuwan Muslim digunakan oleh NASA

Rabu, Februari 25, 2009 Edit This 0 Comments »
diambil dari : dakwatuna.com
Ilmuwan Indonesia menciptakan pemindai empat dimensi
pertama di dunia. Laboratoriumnya hanya ruko sederhana. Sangat
diperlukan untuk industri perminyakan. Teknologi tersebut adalah
teknologi ECVT (electrical capacitance volume tomography). ECVT adalah
sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang mampu menghasilkan
citra obyek volumetrik dan real time (seketika). Pada dasarnya,
teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau fotokopi yang bisa
melihat secara real time dan 3 dimensi gerak bahan di dalam boiler,
reaktor industri, pipa, dsb, meskipun bertekanan dan bersuhu tinggi.
Teknologi ECVT bisa diterapkan di berbagai bidang mulai dari bidang
industri, kedokteran, pertambangan, proses kimia, body scan untuk
keperluan security, pencitraan aktifitas di dalam gunung berapi atau
semburan lumpur panas, dll.

Teknologi tersebut kini dipakai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat
atau National Aeronautics and Space Administration (NASA). "Guna
penerapan pada pemindaian obyek dielektrika pada saat misi
antariksanya, " demikian tulis editorial jurnal Industrial and
Engineering Chemistry Research edisi Januari 2009, yang diterbitkan
oleh American Chemical Society. NASA, dalam jurnalnya yang
dipublikasikan di Measurement Science and Technology yang terbit di
Inggris, menyatakan telah memanfaatkan teknologi ECVT untuk memindai
keberadaan air di permukaan luar pelapis sistem pelindung panas pada
dinding pesawat ulang-aliknya. Teknologi ECVT mampu menghasilkan citra
volumetrik dan real time dari konsentrasi air yang terakumulasi pada
dinding luar pesawat ulang-alik.

Adalah Dr. Warsito yang menemukan dan mengembangkan teknologi ECVT
ini. Ilmuwan muslim dari Indonesia ini juga sebagai pemilik paten ECVT
yang didaftarkan di dokumen paten AS. Dr. Warsito meraih gelar
pendidikan S1 s.d S3 di Shizuoka University, Jepang. Dia adalah Ketua
Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) dan Ketua Dewan
Penasehat Institute for Science and Technology Studies (Istecs).
Pernah meraih penghargaan Tokoh Muda Indonesia (Gatra, 2003) dan
meraih penghargaan Yang Mengubah Indonesia (Tempo, 2006). Dr. Warsito
mengembangkan teknologi ECVT di Center for Tomography Research
Laboratory (CTECH Labs), sebuah laboratorium pada ruang berukuran 5 x
8 meter di sebuah ruko berlantai dua di Tangerang. CTECH boleh saja
disebut laboratorium "kelas ruko", tapi karya yang dihasilkannya
sungguh "berkualitas ekspor". Betapa tidak, CTECH di bawah pimpinan
Warsito berhasil menciptakan alat pemindai empat dimensi (4D) pertama
di dunia. Karyanya itu diluncurkan pertama kali di Koffolt
Laboratories, Department of Chemical and Biomolecular Engineering,
Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat, November lalu.

Bangsa Indonesia harus bangga dengan temuan yang bisa diaplikasikan
langsung secara luas di dunia industri ini. Temuan atas teknologi
pencitraan secara 3 dimensi sempat menjadi headlines di media
electronik maupun cetak yang menyangkut sains dan teknologi di seluruh
dunia belum lama ini. Berita yang pertama kali dirilis oleh Ohio State
Research News pada tanggal 27 Maret 2006 itu kemudian dikutip oleh
ScienceDaily (AS), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics
Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek di segala bidang
dari energi, kedokteran, fisika, biologi, kimia, industri, elektronika
hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh dunia. (gtr/kt-uw/bi-
mbu/hdn)

0 komentar: